Enter your keyword

“Jaga Balai dan Dosen Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Siaga Banjir di Majalaya”

“Jaga Balai dan Dosen Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Siaga Banjir di Majalaya”

“Jaga Balai dan Dosen Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Siaga Banjir di Majalaya”

MAJALAYA – Dalam upaya memperkuat kesadaran masyarakat terhadap ancaman banjir, Yayasan Jaga Balai yang merupakan organisasi masyarakat sipil di Majalaya, berkolaborasi dengan Dosen Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan program edukasi bertajuk ulin bari diajar Ngaguar Banjir Majalaya (ubd NBM) di Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. Program NBM ini berfokus pada eduwisata berbasis masyarakat sebagai upaya merawat kesiapsiagaan banjir. Peserta dari kegiatan ini berasal dari masyarakat terdampak dan non terdampak serta dari kalangan pelajar dari sekolah-sekolah menengah atas dan kejuruan di Majalaya dan sekitarnya. Kegiatan ini terjadwal dilaksanakan rutin minimal 1x setiap bulannya.

Pada tanggal 23 November 2024 kegiatan NBM yang ke-14 melibatkan siswa pecinta alam dari SMA KP 3 Paseh dan SMK Dharma Agung sebagai peserta utama. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan banjir kepada para pelajar SMA/SMK/MA dan masyarakat umum, khususnya di wilayah rawan banjir seperti Majalaya dan sekitarnya. Direktur Eksekutif Yayasan Jaga Balai, Ahdan Syahru Ramdani, menegaskan pentingnya program rutin ini yang telah berlangsung selama 14 kali dan diadakan minimal satu kali setiap bulan.

“Kami ingin membangun pemahaman masyarakat tentang pentingnya sistem peringatan dini banjir agar mereka lebih siap menghadapi bencana. Langkah ini juga bertujuan melibatkan generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar Solah, salah satu perwakilan Jaga Balai.

Edukasi Melalui Empat Pos Strategis

Proses edukasi dilakukan melalui empat pos dengan pendekatan interaktif. Setiap pos dirancang untuk mengenalkan alat-alat teknologi yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini banjir, mulai dari pengukur tinggi muka air hingga teknologi penakar curah hujan otomatis.

Pos 1: Kantor Desa Cikitu, Pacet

Pada pos ini peserta dijelaskan mengenai fungsi hidrologis, ekologis, dan ekonomis DTA Citarum Hulu juga edukasi mengenai instrumen ARR & AWLR. Teknologi Penakar Curah Hujan Otomatis (PCHO) menjadi daya tarik utama di pos ini. Perangkat yang dibangun oleh kelompok keahlian Teknik Sumber Daya AIR ITB pada tahun 2022 dan dikembangkan oleh Higertech Karya Sinergi ini dilengkapi sistem telemetri berbasis panel surya untuk memantau curah hujan secara real-time. Data yang dihasilkan dapat diakses melalui portal seperti Jaga Balai dan Siaga Warga Majalaya.

Pos 2: Intake Cibangoak Perumda,Pacet

Di pos ini peserta diperlihatkan bangunan intake sebagai bangunan penangkap air sebelum diolah dan dialirkan ke masyarakat. Selain itu, pada pos ini peserta dijelaskan mengenai pentingnya konservasi lahan dalam mengurangi dampak banjir.

Pos 3: TRB Atirompe RW 13, Majalaya

Di lokasi ini, peserta diperkenalkan dengan alat pengukur Tinggi Muka Air Darat. Tantan Supriatna selaku anggota Jaga Balai, menjelaskan jika pada alat ukur tinggi air melebihi 70 cm, evakuasi warga harus segera dilakukan. Peserta juga melihat langsung bronjong yang ada pada sungai di mana pada daerah ini lokasi sungai sangat berdekatan dengan area permukiman warga Atirompe. Bronjong sebagai  penguat tebing sungai ini berguna untuk mengurangi risiko erosi dan longsoran tebing sungai akibat struktur tanggul tanah yang labil saat ditekan arus kuat luapan sungai Citarum. Selain itu, pada pos ini dilakukan simulasi pemasangan papan bendung sebagai sekat rumah warga yang dirancang menahan banjir masuk ke dalam rumah.

Pos 4: Jalan Kondang RW 10, Majalaya

Pos ini fokus pada teknologi Rain Water Harvesting (RWH) atau pemanenan air hujan. Peserta diajarkan cara kerja dan manfaat alat ini dalam mengelola sumber daya air secara berkelanjutan. Selain itu, Peserta di kenalkan dengan rambu ukur untuk mengukur Tinggi Muka Air yang berfungsi sebagai system peringatan banjir dan juga Interpretasi dari Pos Pantau Cuaca. Terdapat 4 (empat) lokasi kamera pemantau di Majalaya yang saat ini masih aktif dan berfungsi untuk memantau kondisi sungai secara realtime. Foto-foto tersebut kemudian dibagikan melalui grup whatsapp yang beranggotakan warga Majalaya sehingga warga Majalaya dapat mengetahui informasi melalui system peringatan dini agar dapat mengantisipasi apabila akan terjadi banjir.

Kerja sama antara Jaga Balai dan Dosen Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana, sekaligus memberikan wawasan praktis kepada generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan mitigasi risiko bencana.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.